Minggu, 30 November 2014

Manfaat Seks Untuk Kesehatan



Ada yang beranggapan bahwa hubungan seks itu sama seperti olahraga, sehingga seks dapat dijadikan sebagai aktivitas yang menyehatkan. Apakah anggapan ini sepenuhnya benar? Selain menyenangkan dan mendapatkan kepuasan secara biologis, ternyata banyak manfaat dari aktivitas seks untuk kesehatan.

Apa Saja Manfaat Seks untuk Kesehatan?

1. Mengurangi dan meredakan sakit kepala

Rangsangan seks pada klitoris dapat memicu pelepasan hormon endorfin, kortikosteroid dan hormon lainnya, sehingga nyeri sakit kepala dapat berkurang drastis.

2. Menyehatkan jantung

Hubungan seks dapat membuat jantung berdetak kencang sama seperti saat berjalan cepat atau berlari, sehingga dapat menyehatkan jantung.

3. Mengurangi stres

Hormon pereda stres seperti endorfin mempunyai efek menenangkan dilepaskan melalui hubungan seks.

4. Menurunkan resiko kanker payudara

Hormon kebahagiaan seperti oksitosin dan DHEA (dehydroepiandrosterone) meningkat saat orgasme, ini dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.

5. Mencegah kanker prostat

Saat ejakulasi pada pria membantu mengeluarkan sperma sehingga terhindar dari penyumbatan prostat, akibatnya terhindar dari penyakit kanker prostat.

6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Hubungan seks dapat meningkatkan kadar sel darah putih yang membantu tubuh melawan patogen tertentu yang menyebabkan penyakit, sehingga tubuh menjadi lebih kebal.

Nah, bagi Anda yang sudah menikah, lakukan aktivitas seks yang berkualitas karena selain memberikan kepuasan dan kenikmatan, banyak manfaat seks untuk kesehatan.

http://obatkuatsolusivitalitaspria.blogspot.com/2013/11/manfaat-seks-untuk-kesehatan.html#more



DHEA merupakan steroid C-19 alami yang terdapat pada kelenjar adrenal dan merupakan produk turunan dari kolesterol pada lintasan Δ5-steroidogenik yang mempertahankan ikatan kovalen ganda pada nomer atom C-5 dan C-6, dan dikatalisasi oleh mono-oksigenase dengan aktivator CYP dan hidroksisteroid dehidrogenase.[3] Kolesterol dikonversi P450scc atau P45011A1 menjadi pregnenolon, kemudian dikonversi lebih lanjut oleh 3β-HSD menjadi progesteron, lalu dikonversi oleh P450C17 menjadi adion. Pregnenolon juga dapat dikonversi langsung oleh P450C17 melalui proses hidroksilasi menjadi DHEA.

DHEA kemudian disekresi dari zona retikularis pada korteks adrenal dibawah regulasi hormon ACTH dan faktor hipofisis lain. Sekitar 75-90% sirkulasi DHEA di dalam tubuh merupakan hasil sekresi korteks adrenal, sisanya merupakan sekresi kelenjar testis dan ovarium.

Setelah disintesis, kelebihan DHEA disimpan pada sirkulasi tubuh dalam bentuk sulfat hidrofilik, DHEA 3β-sulfat (DHEA-S), dengan reaksi interkonversi yang dipercepat oleh enzim golongan hidroksisteroid sulfatase yaitu DHEA sulfotransferase dan steroid sulfatase. Namun bentuk non sulfat tetap merupakan protein prekursor yang digunakan pada sintesis hormon steroid.

Pada manusia, rasio plasma DHEA berada pada rentang 1-4 ng/mL atau sekitar 0,003−0,015 μM, namun kadar plasma DHEA-S berada sekitar 250-500x lipat, pada rentang ~3−10 μM. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan laju ekskresi di antara keduanya. DHEA diekskresi renal jauh lebih banyak daripada DHEA-S, sehingga waktu paruh DHEA di dalam sirkulasi darah sekitar 1-3 jam, sedangkan DHEA-S memiliki waktu paruh sekitar 10-20 jam. Perbedaan laju ekskresi juga dipengaruhi oleh karakteristik ikatan yang dibentuk kedua senyawa tersebut terhadap protein, misalnya DHEA mengikat albumin dengan lemah, sementara DHEA-S mengikat dengan sangat kuat.


http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidroepiandrosteron





Tidak ada komentar:

Posting Komentar